TARIKH

Dzikir Pena Santri

SIDEKDOK: INOVASI PLATFORM E-LEARNING SEBAGAI BENTUK AKTUALISASIZ
DIGITALISASI
PONDOK PESANTREN DALAM
MENGHADAPI TANTANGAN
KONTEMPORER ERA GLOBAL
Oleh: Ulfatun Nikmah

Globalisasi mendorong teknologi berkembang pesat. Sistem digitalisasi menjadi terobosan baru dalam mengatasi efisiensi dan efektifltas waktu. Hampir semua aspek kehidupan beralih ke sistem digital. Namun, tidak semua aspek bertransformasi ke sistem digital secara maksimal, salah satunya adalah pendidikan nonformal di pondok pesantren. Lembaga ini masih dinilai rendah dalam menerapkan digitalisasi pendidikannya. Padahal, apabila dilihat dan perkembangannya, pondok pesantren mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pendataan statistik pendidikan islam tahun 2011-2012 berhasil mendata 24.230 pondok pesantren dan 3.759.198 orang santri yang tersebar di seluruh Indonesia (Kementrian Agama Republik Indonesia, 2012). Jumlah ini terus mengalami perkembangan, di regional Jawa Tengah saja jumlah pondok pesantren semakin meningkat per tahunnya. Berikut disajikan data perkembangan jumlah pondok pesantren regional se-Jawa Tengah.

Gambar 1. Perkembangan Pondok Pesantren se-Jawa Tengah Tahun 2014-2015

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2016 (diolah)

Dari gambar 1 diketahui terdapat peningkatan jumlah Pondok Pesantren di Jawa Tengah dari 4.847 pada tahun 2014 menjadi 5.850 di tahun 2015, dengan jumlah kiai/ustadz 49.832 orang dan 507.853 santri (Badan Pusat Statistik, 2016). Perkembangan ini terbukti cukup pesat. Kementrian Agama Republik Indonesia (2016) menyebutkan bahwa jumlah pondok pesantren besar yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesia pada tahun 2015-2016 meningkat sebanyak 28.984 pondok pesantren dan 4.290.626 orang santri. Hal ini akan berdampak baik apabila didukung dengan adanya perbaikan sistem digitalnya. Ironisnya, fakta empiris menunjukkan bahwa masih rendahnya penerapan sistem digitalisasi di pondok pesantren sehingga perlu dilakukan pengembangan pada bidang tersebut.

Era disrupsi, mendorong semua kalangan untuk berperan aktif dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). E-learning merupakan salah satu produk pendidikan dunia digital. Namun, sejauh ini penerapan E-Learning masih belum banyak diterapkan di Pondok Pesantren disebabkan minimnya fasilitas yang dimiliki . Pengembangan media dan transformasi pendidikan ke sistem digitalisasi pondok pesantren dinilai perlu agar Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan semakin memumpuni untuk menjawab tantangan global. Ketika transformasi digitalisasi diterapkan, maka cara kerja suatu sistem yang sebelumnya dilakukan manual menjadi lebih efisien, tepat guna, dan terjamin mutu dan kualitas prosedur kerjanya. Adanya perkembangan sarana teknologi modern yang lebih baik juga akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih produktif. Oleh karena itu, penulis memberikan solusi berupa “SIDEKDOK; Inovasi Platform E-Learning Sebagai Bentuk Aktualisasi Digitalisasi Pondok Pesantren dalam Menghadapi Tantangan Kontemporer Era Global”.

SIDEKDOK (Sistem Pendidikan Pondok) merupakan sebuah transformasi digital dalam bentuk platform E –Learning yang memudahkan pondok pesantren dalam melakukan pengelolaan manajemen pendidikan dan monitoring. Artinya, pembelajaran pada e-learning dilakukan berdasarkan kebutuhan materi dan metode pengajaran di pondok pesantren. Sistem ini pernah diterapkan dan dikembangkan sebelumnya oleh Pondok Pesantren Daar el-Qolam (Kurniawan, 2012). Namun, terdapat beberapa catatan dalam pengimplementasiannya, yaitu: (1) Sistem memiliki fitur yang cukup memudahkan santri tetapi belum melibatkan peran orang tua sebagai objek pengawas. (2) Sistem hanya menampilkan hasil penilaian belajar dan akademik. (3) Sistem hanya memuat poin nilai tanpa memuat poin pelanggaran (ta’dzir). Padahal, ketaatan pada peraturan merupakan salah satu bentuk kecerdasan SQ dan EQ yang menjadi tujuan dari pendidikan juga.

Menggarisbawahi poin-poin tersebut, SIDEKDOK mengembangkan sistem yang melibatkan unsur orang tua dalam monitoring santri. Dengan adanya sistem ini, orang tua dapat terus me-monitoring putranya dari segala aspek. Sistem ini ditujukan untuk seluruh pondok pesantren yang ada di Indonesia. Untuk memenuhi tujuan utamanya, SIDEKDOK memiliki beberapa fitur yang terangkum dalam tabel 1.

 

Tabel 1. Fitur SIDEKDOK

Fitur

Keterangan

Data (Bayaanaah) Berisi mengenai data pokok pribadi, pendidikan, dan keluarga
Administrasi (Idaaroh) Berisi mengenai administrasi keuangan dan surat menyurat pondok pesantren
Latihan (Tamriin) Berisi Materi, kuis, dan ujian
Raport (Qiimah) Laporan prestasi akademik, non akademik, dan pelanggaran

Sistem ini diaplikasikan melalui tahapan Pendaftaran Santri Baru (PSB) dan pemberkasan ulang santri lama. Berikut merupakan gambaran skema pengimplementasian SIDEKDOK:

 

Gambar 2. Skema Implementasi SIDEKDOK

Sumber: diolah oleh penulis, 2018

Berdasarkan gambar 2, terdapat dua metode dalam transformasi data santri ke SIDEKDOK yaitu menggunakan pemberkasan PSB khusus santri baru (bagan A) dan pemberkasan ulang santri lama (bagan B). Dari data yang telah terkumpul, pengurus menginput data ke sistem. Hasil dan input akan menjadi database sistem. Berdasarkan database tersebut, pengurus kemudian memberikan username dan password kepada santri melalui KTS (Kartu Tanda Santri) sehingga santri dapat mengakses akunnya sewaktu-waktu. Sedangkan pada orang tua, pengurus akan melakukan integrasi sistem lanjutan antara nomor handphone orang tua dengan sistem. Integrasi ini mempermudah masuknya informasi penting dari pondok pesantren kepada orang tua melalui pesan singkat secara otomatis seperti tanggal perwalian, jadwal ujian, administrasi, dan lain sebagainya. Sistem integrasi akan secara otomatis mengirimkan username dan password ke nomor telepon orang tua setelah data selesai diproses. Output dari sistem ini ialah database yang dapat diakses oleh orang tua maupun santri dengan saling terintegrasi.

Dalam penerapannya, sistem ini memerlukan dukungan dari berbagai pihak yaitu akademisi, pondok pesantren, santri, dan orang tua. (1) Pihak akademisi yang dimaksudkan adalah orang yang cakap dan memahami digitalisasi dengan baik. Akademisi berperan sebagai perancang dan pengembang sistem. Selanjutnya, (2) pihak pondok pesantren mencakup pengasuh (Kiai atau Ulama), para ustadz dan ustadzah serta pengurus lainnya. Pondok pesantren berperan sebagai lembaga yang mengimplementasikan sistem. Pondok pesantren menjadì sentra sistem baik dari proses input maupun output. Kemudian, pihak berikutnya ialah (3) santri dan (4) orang tua yang merupakan pengguna sistem.

Meskipun sistem pendidikan pondok pesantren tidak bisa ditransformasi digital secara keseluruhan dikarenakan asas pendidikan yang berbasis ta‘lim muta ‘allim dan akhlakul karimah, akan tetapi platform ini akan sangat bermanfaat sebagai media penunjang ustadz dalam mengajar. Manfaat yang diberikan SIDEKDOK antara lain: (1) mempermudah pengarsipan data santri; (2) media pembelajaran tambahan; (3) mempermudah proses administrasi dan perizinan; serta (4) media transparansi dan akuntabilitas pondok kepada orang tua. Manfaat tersebut,dapat diperoleh secara maksimal apabila didukung dengan kerja sama yang baik antara elemen.

 

Dikutip dari:  Buku Dzikir Pena Santri (Belibis Pustaka, 2019)